berkreasi penuh inspirasi

kita harus semangat dalam beraktifitas

Rabu, 30 Oktober 2019

Empat Huruf Kutemukan bagian 2

Lega rasanya bisa berkunjung dan berjumpa dengan ibu Rani, beliau guru kelas lima Sekolah Dasar dan merupakan guru idola para siswa. Penyayang dan sabar, tutur bahasanya halus hingga kami para murid belajar. Hingga kini sudah hampir tiga tahun tidak  berjumpa, terakhir pada saat ligalisir ijazah.

“Ibu Rani masih ingat betul nama panggilanku begitu juga kamu Anton” kata Andi dengan senyum manis. “Benar sekali apa yang dikatakan teman-teman sekelas, beliau sangat perhatian pada siswa-siswanya” kata Anton sembari bersalaman erat padaku. “Itulah Anton kenapa kita tidak berkunjung saat lebaran bersama teman sekelas sambil bersilahturahmi kemari, kan enak sambil bercerita pasti seru!” kata Andi sambil tertawa ha ... ha ... ha ... tanda puas bisa berjumpa ibu Rani.

        “Anton dan Andi kenapa duduk di bawah, sini duduk di kursi bersama ibu” kata Ibu Rani sambil menggandeng tangan kami berdua. “Tidak Ibu, biar kami berdua duduk di bawah saja, empuk dan halus sekali permadani ini ibu Rani” kata Andi sambil mengelus-elus permadani berwarna coklat bermotif persegi tak beraturan yang elegan. “Iya ibu biar di sini saja malah enak kita bisa tiduran ibu” kata Anton dengan penuh harap.

        “Baiklah kalau kalian suka berada di bawah, tapi bila ingin duduk di kursi ini, ibu akan memberikan sesuatu pada kalian berdua” kata ibu Rani. “Bagaimana kalian duduk di kursi apa tetap di bawah, ayo? Ibu hitung satu sampai seribu ya?” Andi dan Anton tetap bergeming, tidak mengindahkan ajakan ibu Rani, mereka tetap duduk dengan asyiknya di permadani sambil mengerak-gerkan kaki dan tangannya menikmati kelembutnya. “Tidak ibu kita disini saja di bawah” kata mereka berdua secara serentak.

        “Baiklah Anton dan Andi kalian ini memang kompak seperti saat SD dulu, masih ingat kan? Saat kalian berdua membantu ibu membersihkan meja dan gelas ibu tumpah dan kalian menangis keras” “Ibu Raniiiiiiiii .... jangan di ceritakan lagi ibu aku jadi malu” kata Andi sambil memukul bahu Anton yang sejak tadi tertawa mendengar cerita ibu Rani.

        “Ibu Rani saya haus sekali ibu, bolehkan saya minta minum air putih, lihat ibu tenggorokanku kering sekali, tadi mengayuh sepeda dari rumah hingga kemari belum minum ibu” kata Anton yang duduk di sambil mengusap-usap tenggorokannya. Setelah bilang begitu, Andi memukul pundak Anton sembari bilang “ Anton jangan begitu, tadi kan sudah tak siapkan air minum di keranjang sepeda, ayo segera diambil dibawa kemari! bilang Andi dengan nada yang sangat keras.


Ha ... haa ... haaa ... terdengar lirih tertawa ibu Rani sambil menutup dengan tangan. “Anton Andi kalian ini super pokoknya tidak berubah, tetap lucu dan pintar” kata ibu Rani sambil berpamitan ke belakang. “Ibu Rani mau kemana ibu” tanya Anton sambil mengusap-usap tenggorokannya. “Ibu mau kebelakang sebentar ya Anton” kata ibu Rani sembari beranjak dari tempat duduknya.   

"Asyiik ibu Rani sudah ke belakang Andi, pasti akan membuat minuman buat kita! kata Anton lirih membisikan, sambil mendekatkan ke telinga  Andi. "Apakah benar Ibu Rani ke belakang akan membuat minuman buat kita? kata Andi membalas bisikan Anton. "Begini kalau benar kita di berikan minuman dingin sama ibu Rani, nanti kamu pulangnya saya gonceng Andi, aku pasti kuat sampai rumah!" kata Anton sambil mengelus-elus tenggorokannya.

#OdopBatch7 #OneDayOnePost bagian 2

4 komentar:

pamorsinta mengatakan...

Semangat pak, keren...

khofiyaa rizki mengatakan...

sepertinya masuk untuk membuatkan minuman kesukaan mereka berdua hehe

Catatananne@blogspot.com mengatakan...

Baiknya Bu Rani 😊

atiq - catatanatiqoh mengatakan...

wah bagus pak ceritanya :)