berkreasi penuh inspirasi

kita harus semangat dalam beraktifitas

Selasa, 29 Oktober 2019

Empat Huruf Kutemukan


Menyusuri kota tercinta tanah kelahiran, membangkitkan kenangan indah di pelupuk mata. Terasa damai membuat kesejukan hati, semakin nyaman dengan keteguhan diri. Memandang lurus ke depan membangkitkan gejolak, mengingat masa kecil penuh kedamaian. Seberkas cahaya menerobos embun di pagi hari, memberikan kehangatan seketika.

Pohon besar menghiasi jalan menambah suasana sejuk pagi. Burung berkicau menyambut hari mengisi pagi dengan riang. Gemercing air memberikan kedamaian hingga sanubari. Bunga bermekaran memberikan aroma harum tiada terkira.

Pohon asam sangat besar tumbuh di samping perempatan desa. Memandangnya dengan penuh ketakjuban, mengingatkan sebuah bonsai yang indah dengan pohon yang kekar berdaun rindang. Melihatnya tidak menyurutkan hati untuk berkedip,  tidak menjemukan pandangan mata.

Pohon kekar nan besar membuat sejuk sepanjang jalan. Berjajar sangat rapi menandakan sebuah ornamen bermelodi. Berdaun bulat telur dengan biji yang panjang kecoklatan, memberikan kenikmatan untuk memilikinya. Tampak mengkilap terselip di ranting pohon, menambah keinginan memetik biji asam yang matang.

Daun yang hijau tersapu angin, melambai-lambai mengiringi langkah tiupan angin. Semakin terlihat kokoh, batang dan ranting berdiri tanpa tergoyahkan. Menandakan sebuah pijakan kuat tertanam dalam akar bawah tanah. Semakin bergeliat menembus bawah hingga bermuara sangat dalam.

Enggan beranjak meninggalkan rindangnya pohon, dalam perjalanan yang berpadu bersama alam. Sore ini kita berdua mengendarai sepeda jengki, berboncengan menuju rumah guru kami. Begitu cepat rasanya mengayuh dengan tenang melalui jalanan yang sepi. Membuat hati semakin berbinar mengamati sepanjang perjalanan.

Tak terasa selang lima belas menit berlalu, telah sampai di tempat yang kita tuju. Menepi dekat bangunan model lama namun tampak asri. Bangunan rumah bercat kuning tepi jalan raya, tampak sejuk dan rindang. Berbagai tanaman indah tertata rapi, menghiasi halaman mungil. Kami berdua langsung turun memarkir sepeda, di bawah pohon mangga. Menyenderkan sepeda jengki, pada kursi panjang berbahan bambu.

Sambil mengamati sekeliling rumah, dengan aroma bunga melati yang harum. Kami berdua menuju pintu rumah untuk mengetuknya. Tok..tok..tok .. sudah tiga kali ketokan pintu, belum ada tanda-tanda ada penghuni di dalam rumah muncul. “Bagaimana ini Anton kita sudah mengetuk pintu ini namun ada jawaban?” tanya ku. “Begini saja kamu tinggal di sini saja ya Andi! biar aku tak cari informasi pada tetangga sebelah toko itu” bilang Andi. Dengan anggukan dan sambil menepuk bahu Anton menandakakan aku setuju.

Sambil menunggu Andi mencari informasi, aku mengamati rumah ini dengan seksama, “Bagus sekali rumah ini tampak bersih dan rapi” gumanku dalam hati. Terheran-heran aku padahal berada di pedesaan yang jauh dari kota bisa seperti ini, begitu memandang pintu, terkejutlah aku pada sebuah saklar seperti tombol bel listrik berada di samping atas pintu sebelah kiri. Iseng-iseng tak coba menekannya, net... “loh kok berbunyi nyaring” bilangku. Ku coba lagi neeet...neeeet...... kembali bersuara nyaring.

Beberapa saat kemudian ada yang muncul di dalam rumah membukakan pintu. “Mari masuk nak Anton” Ibu Rani menyapa dengan ramah menyambut jabat tanganku. “Bersama siapa nak Anton kemari, kok bisa tahu tempat tinggal ibu” kata ibu Rani dengan ramah pula. “Kami kemari bersama Andi ibu, dia masih ke toko sebelah” terangku kepada ibu Rani. Begitu selesai melepas berjabat tangan datanglah Andi memberikan salam “Selamat siang ibu Rani”. Kami berdua di persilahkan masuk di ruangan tamu yang berada di ruangan ujung samping kiri.
#OdopBatch7 #OneDayOnePost 1

7 komentar:

Ezza Echa Tania mengatakan...

Andi sama aanton mau ngapain ya? Mau ngelamar anaknya Bu Rani kayaknya. Hahaa, spoiler aku.

khofiyaarizki mengatakan...

semangat pak eko

atiq - catatanatiqoh mengatakan...

penasaran nih hehhe

Reno Danarti mengatakan...

Mantul pak Eko...

Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan...

Keren kak

SULIS RAHMADANI HUTAGALUNG mengatakan...

Mantap pak eko

Catatananne@blogspot.com mengatakan...

Keren sangat