Lega rasanya bisa
berkunjung dan berjumpa dengan ibu Rani, beliau guru kelas lima Sekolah Dasar dan
merupakan guru idola para siswa. Penyayang dan sabar, tutur bahasanya halus
hingga kami para murid belajar. Hingga kini sudah hampir tiga tahun tidak berjumpa, terakhir pada saat ligalisir ijazah.
“Anton dan Andi kenapa duduk di bawah,
sini duduk di kursi bersama ibu” kata Ibu Rani sambil menggandeng tangan kami
berdua. “Tidak Ibu, biar kami berdua duduk di bawah saja, empuk dan halus
sekali permadani ini ibu Rani” kata Andi sambil mengelus-elus permadani
berwarna coklat bermotif persegi tak beraturan yang elegan. “Iya ibu biar di
sini saja malah enak kita bisa tiduran ibu” kata Anton dengan penuh harap.
“Baiklah kalau kalian suka berada di
bawah, tapi bila ingin duduk di kursi ini, ibu akan memberikan sesuatu pada
kalian berdua” kata ibu Rani. “Bagaimana kalian duduk di kursi apa tetap di
bawah, ayo? Ibu hitung satu sampai seribu ya?” Andi dan Anton tetap bergeming,
tidak mengindahkan ajakan ibu Rani, mereka tetap duduk dengan asyiknya di
permadani sambil mengerak-gerkan kaki dan tangannya menikmati kelembutnya. “Tidak
ibu kita disini saja di bawah” kata mereka berdua secara serentak.
“Baiklah Anton dan Andi kalian ini
memang kompak seperti saat SD dulu, masih ingat kan? Saat kalian berdua
membantu ibu membersihkan meja dan gelas ibu tumpah dan kalian menangis keras” “Ibu
Raniiiiiiiii .... jangan di ceritakan lagi ibu aku jadi malu” kata Andi sambil
memukul bahu Anton yang sejak tadi tertawa mendengar cerita ibu Rani.
“Ibu
Rani saya haus sekali ibu, bolehkan saya minta minum air putih, lihat ibu
tenggorokanku kering sekali, tadi mengayuh sepeda dari rumah hingga kemari
belum minum ibu” kata Anton yang duduk di sambil mengusap-usap tenggorokannya.
Setelah bilang begitu, Andi memukul pundak Anton sembari bilang “ Anton jangan
begitu, tadi kan sudah tak siapkan air minum di keranjang sepeda, ayo segera
diambil dibawa kemari! bilang Andi dengan nada yang sangat keras.
Ha ... haa ... haaa ... terdengar lirih tertawa ibu Rani
sambil menutup dengan tangan. “Anton Andi kalian ini super pokoknya tidak
berubah, tetap lucu dan pintar” kata ibu Rani sambil berpamitan ke belakang. “Ibu
Rani mau kemana ibu” tanya Anton sambil mengusap-usap tenggorokannya. “Ibu mau
kebelakang sebentar ya Anton” kata ibu Rani sembari beranjak dari tempat
duduknya.
"Asyiik ibu Rani sudah ke belakang Andi, pasti akan membuat minuman buat kita! kata Anton lirih membisikan, sambil mendekatkan ke telinga Andi. "Apakah benar Ibu Rani ke belakang akan membuat minuman buat kita? kata Andi membalas bisikan Anton. "Begini kalau benar kita di berikan minuman dingin sama ibu Rani, nanti kamu pulangnya saya gonceng Andi, aku pasti kuat sampai rumah!" kata Anton sambil mengelus-elus tenggorokannya.
"Asyiik ibu Rani sudah ke belakang Andi, pasti akan membuat minuman buat kita! kata Anton lirih membisikan, sambil mendekatkan ke telinga Andi. "Apakah benar Ibu Rani ke belakang akan membuat minuman buat kita? kata Andi membalas bisikan Anton. "Begini kalau benar kita di berikan minuman dingin sama ibu Rani, nanti kamu pulangnya saya gonceng Andi, aku pasti kuat sampai rumah!" kata Anton sambil mengelus-elus tenggorokannya.
#OdopBatch7 #OneDayOnePost bagian 2
4 komentar:
Semangat pak, keren...
sepertinya masuk untuk membuatkan minuman kesukaan mereka berdua hehe
Baiknya Bu Rani 😊
wah bagus pak ceritanya :)
Posting Komentar