berkreasi penuh inspirasi

kita harus semangat dalam beraktifitas

Rabu, 25 September 2019

Jalan Makadam


Pernahkah kita melewati jalan berbatu tanpa aspal menutupinya? Apa yang kita rasakan kitika melewatinya? Menyusuri jalan setapak menuju pematang sawah perbatasan kampung. Jalan makadam berbatu tertata rapi, belahan batu menancap erat mengikuti jalur jalan. Saling berhimpitan antar batu membentuk media jalan, betapa kuat menutup tanah. Menikmati jalan dengan penuh waspada supaya tidak tersandung.

from Flickr

Nampak rata dari ujung hingga masuk area persawahan. Bagian tepi kian tertutup debu, nyaris tak tampak sebuah jalan makadam. Bebatuan menambah nuansa alam pedesaan, nan elok dengan panorama alami. Tak ingin segera berlalu menikmati jalan setapak berbatu. Batu menyatu dalam kekuatan menggambarkan kesatuan yang terpisahkan.

Berbatang keras berwarna coklat kehitaman, berdaun kecil berwarna hijau dengan dahan menutupi jalan. Menyatukan dahan kanan dan kiri, berpadu mengaitkan helai daun. Berbuah lebat dengan warna coklat tua menggantung dengan kuat sepanjang dahan. Pohon asam dengan batang besar tampak rindang, berjajar menyusuri jalan hingga ke ujung.

Pohon yang tumbuh di tepi jalan kian menambah kesejukan tiada terkira. Melewatinya akan merasakan sebuah nuansa yang nyaman, memberikan kesan damai dengan pengayoman yang abadi. Dengan kesejukan yang dimiliki menambah kekuatan sebuah pohon untuk menunjukan diri. Betapa pentingnya pohon untuk kehidupan.

Berjalan dengan nyaman tak terasa sudah sampai di penghujung jalan yang tak berbatu. Sebagai tanda semakin dekat dengan tempat yang dituju, sebuah hamparan ladang yang mengering. Tanpa ada tanaman yang tumbuh kecuali ilalang yang menutupi tanah berbatu. Aneka tumbuhan liar mengering diatas tanah yan menganga tanpa air.

Berharap segera berlalu, cuaca panas kian tak terelakan. Dahaga mulai terasa, tenggorokan semakin kering. Mengusap dahi menyeka dengan jemari tangan. Semoga kita semakin bijak dengan fenomena alam seperti ini, senantiasa untuk peduli pada lingkungan. Dengan kepedulian kita akan menambah rasa syukur akan nikmat karunia.
#OdopBatch7 #OneDayOnePosting

17 komentar:

Riana mengatakan...

Waah keren Pak Eko👍👍

eko endri wiyono mengatakan...

Amin, terimakasih ibu Riana, bagaimana pernah melewati jalan berbatu kan
#semangat

eko endri wiyono mengatakan...

Amin, terimakasih ibu Riana, bagaimana pernah melewati jalan berbatu kan
#semangat

Ika Khairunnisa Simanjuntak mengatakan...

Tulisan yang bagus

Movienime mengatakan...

Jalan Makadam, daerah manakah itu Pak?

Reno Danarti mengatakan...

Keren pak

Ashima Meilla Dzulhijjah mengatakan...

Wah keren...
Kalau di daerahku batu nya tak beraturan, jadi kadang ada yang tajam bgd....

Dwi mengatakan...

apakah jalan berbatu yang diceritakan persis seperti gambar ilustrasi di dalam tulisan ini kah? kalo batunya bagus kayak digambar, aku juga ingin lewat walaupun telanjang kaki.

Mak 'Nces mengatakan...

Pernah saya melewati jalan bebatuan, rasanya wow bgt

SULIS RAHMADANI HUTAGALUNG mengatakan...

Mantap pak ekoo

Fela Khoirul mengatakan...

Keren
Btw, Jalan Makadam itu di mana, Kak?

Dee.Irum mengatakan...

Penasaran sama jalan makadam...ide tulisannya menarik pak...salam

Dee.Irum mengatakan...

Penasaran sama jalan makadam...ide tulisannya menarik pak...salam

temansenja.com mengatakan...

Jadi terbawa susana nyaman dan kesejukannya...
baguus...

Novita mengatakan...

Semangat

Catatananne@blogspot.com mengatakan...

Semangat terus menulis, Pak Eko!

akhybrewok mengatakan...

Kereeen
Merindukan suasana senyaman itu