berkreasi penuh inspirasi

kita harus semangat dalam beraktifitas

Selasa, 31 Desember 2019

Santun yang Budiman


Ayam berkokok beriringan dengan anggungan burung perkutut, saling bersahutan. Kukuruyuk-kukuruyuk ... Hurketekung kung kung ... suaranya bertalu-talu menghiasi pagi. Membangunkan para penghuni rumah di pojok desa seberang sungai.



Sebuah perkampungan yang jauh dari perkotaan, memberikan nuansa damai penuh keriangan masyarakat. Dengan mata pencaharian pokok sebagai petani, mampu menumbuhkan semangat untuk saling bahu-membahu. Menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan menguatkan tali silahturahmi melalui gotong-royong memberikan bekal baru.

Musim penghujan telah tiba, banyak hsl yang rutin dilaksanakan. Berkat dukungan semua pihak, di perkuat amanat perangkat desa untuk merealisasikan pola hidup bersih dan sehat, mengagendakan kebersihan lungkungan termasuk membersihkan selokan pada hari senggang. 

Rutinitas telah membudayakan kesigapan masyarakat, seperti biasanya para warga menyiapakan perlengkapan kebersihan. Selokan yang ada di depan Balai Pertemuan menjadi prioritas awal, karena tiap turun hujan pelataran selalu tergenang.

Di pagi buta suasana hening masih menyelimuti hunian sederhana di batas desa. Sekitar pukul lima pagi seorang ibu bersama putrinya yang bersama Santun tampak sibuk di dapur menyiapkan makanan dan minuman. Sedangkan sang ayah sibuk dengan putranya yang bernama Budiman. Sebuah keluarga yang sederhana menunjukan kepiawaiannya dalam berkeluarga.

Di sela-sela kesibukan terdengar ucapaan dari dari “Santun pagi ini kita masak yang banyak ya nak, karena nanti kita akan bekerja bakti bersama warga desa” kata ibu dengan lembut kepada putrinya yang lagi membuat kopi dan teh di dalam gelas. “Baik ibu kita nanti masak apa ya untuk sayur, ini nasinya juga sudah hampir matang” kata Santun kepada ibunya. “Coba tanya ayah ingin di masakan apa? Itu ayah sama Budiman lagi di kandang belakang”

Berjalanlah Santun menuju kandang di belakang rumah, begitu sampai terjadilah percakapan. “Selamat pagi ayah dan adik Budiman, sregep sekali pagi ini sudah bersih-bersih di sini! Kata Santun sambil bertepuk tangan bahagia melihat ayah dan adiknya tersenyum.

“Selamat pagi sayangku yang cantik, ini ayah sama Budiman sengaja pagi membersihkan kandang karena nanti siang ada kerja bakti nak, ini Budiman juga membantu ayah” kata ayah penuh bangga pada putrinya. “Begini ayah tadi ibu bilang, mau dimasakan apa pagi ini? tanya santun kepada ayah. Hai Budiman kemari sebentar kata ayah sambil melambaikan tangan kepada putranya yang tampan. “Iya ayah saya sudah datang” kata Budiman sambil tersenyum.


“Kakakmu Santun kemari mau menawari kita dimasakan apa ayoo?” kata ayah. “Asyik aku milih dibuatkan sayur rebung ayah, bagaimana kak Santun, pasti enak sekali? Kata Budiman dengan riangnya. “Tapi kita belum ambil rebung Adik Budiman, bagaimana kalau ayah yang ambil di pekarangan belakang? Kata Santun sambil memohon kesediaan ayahnya.

“Aku saja ayah yang ambil, aku sudah bisa mengambilnya kok, tapi dibantu kak Santun ya ayah” kata Budiman. Baiklah kalau begitu segera ambil peralatanya di gudang itu ada linggis dan sabit, hati-hati ya nak” kata ayah kepada mereka. “Baik ayah kami siap menuruti nasehat ayah dengan senang hati, tunggu kita datang ya ayah” kata Budiman.

“Kak Santun ayo bantu aku ambil peralatan ya, biar aku yang membawa linggis dan kakak yang membawa sabitnya saja” kata Budiman sambil menuju gudang belakang. Dicarinya satu persatu peralatan di gudang namnun tidak menemukannya. Pojok demi pojok tidak ditemukannya, “diatruh dimana ya sama ayah peralatannya ini sampai bingung aku mencarinya” kata Budiman. “Baiklah adik Budiman biar aku yang mencarinya” kata Santun. “Ini adik sudah ketemu ada di bawah almari tengah itu alatnya” seketika mereka berangkat menuju pekarangan belakang.

Sangat dekat letak pekarangannya sehingga mereka tidak kawatir. Mulailah memilih bambu muda yang mudah untuk diambil. Akhirnya di temukan bambu muda yang diininkan dengan bonggol besar dan masih muda. “Ini kak santun kita oilih ini saja ya, bonggolnya besar dan masih pendek pasti empuk nanti di masak” kata Budiman sambil menunjukan bambu muda di ujung bongkahan tanah yang mengunduk tinggi. “Benar Adik itu besar sekali tentu empuk dimasak” kata santun riang gembira.

Begitu selesai mengambil bambu muda, mereka berdua menuju rumah dan memberikannya kepada ibu. “ini ibu sudah ada bambu muda untuk masakan kita” kata Santun kepada ibunya. “kalian ini pintar sekali nak bisa mengambil bambu muda, hayoo ini tadi pesanannya siapa menu masakan rebung” kata sang ibu. “Adik Budiman ibu yang pesan katanya pingin masakan rebung yang empuk untuk menu hari ini” kata Santun.

“Baiklah sekarang kita kupas dan iris tipis-tipis ya sayang” kata ibu kepada putra dan putrinya. “Baik ibu kita siap melaksankan dengan senang hati kata mereka kompak”. Selang beberapa saat sudah selesai membersihkan rebung dengan mengupasnya hingga tampak bambu dalam yang putih dengan bonggol besar. Berikutnya tinggal mengiris tipis-tipis biar enak. “Kak santun aku saja yang mengiris ya, kakak bersama ibu meramu bumbu dapur biar cepat selesai, kasihan ibu sudah capek kan? Kata Budiman sambil tersenyum.

“Baiklah adikku yang tampan, nanti kalau sudah selesai bawa ke dapur kita masak karena ini perlu merebusnya dulu sampai empuk” kaya Santun. “Benar kakak aku akan mengirisnya perlahan biar aman” kata Budiaman. Sambil bernyanyi “Du di du di dam ... du di du di dam...” Budiman mengiris bambu muda dengan cekatan, tak terasa  hampir selesai tinggal membasuh dengan air yang mengalir supaya bersih.

“Ini ibu sudah selesai mengirisnya, capek aku mau minum dulu” kata Budiman kepada ibunya sambil menyerahkan bambu muda yang telah di iris. “Pinter putraku, ini minum ibu ambilkan segelas air putih di habiskan ya” kata ibu sambil memberika segelas air. “Terimaksaih ibuku telah mengambilakna aku air minum” kata Budiman. Tak terasa sudah hampir jam tujuh saat memandang jam dinding di ruang dapur. “Ibu hari ini ayah akan kerja bakti, bolehkan aku ikut bersama bergotong royong”. Kata Budiman “Boleh anakku, ayo segera panggil ayah di belakang untuk segera berangkat, sudah pukul tujuh ini nak” kata ibu kepada Budiman.

Dengan senang hati Budiman mengikuti kerja bakti bersama ayah, untuk membersihkan gorong-gorong di depan Balai Pertemuan. Dengan berbekal peralatan sederhana untuk membantu menyelesaikan pekerjaan bersama masyarakat kampung. Dengan bergotong royong, pekerjaan semakin cepat selesai dan mampu menumbuhkan jiwa sosial antar warga masyarakat. Santun dan.Budiman sosok yang mengilhami dalam berbudi yang patut untuk kita renungkan (endry) #RCO6 #OneDayOnePost #semangat

Tidak ada komentar: