berkreasi penuh inspirasi

kita harus semangat dalam beraktifitas

Rabu, 20 November 2019

Merengkuh Kemandirian sesi 3


Dalam benak hati terdalam, bisakah kita menilai kekurangan kita dengan segera? Tentu semuanya itu tidak mudah mengenali diri kita yang sesunguhnya. Sebagai makhluk sosial tentu kita, akan terbayang dengan apa yang telah kita perbuat untuk sesama. Perilaku kita yang nampak dan bisa dirasakan oleh orang lain, itulah sebenarnya yang kita rasakan dan kita lakukan.


Bagaimana halnya dengan kekurangan kita, yang selama ini menyatu dalam diri! bisakah kita lihat? ini pertanyaan yang sulit untuk kita jawab sendiri. Dengan berbagai argumen akan menyangkalnya, dengan dalih tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan, semuanya itu bukan perilalu kita.

Hal yang bisa kita rasakan adalah saat masyarakat mulai terlihat acuh pada kehadiran kita, dalam berbagai hal ini bisa kita rasakan rasa ketidakacuhannya yang menyebabkan kita semakin tersingung. Nah itulah bentuk ketidakmampuan kita untuk membaca kekurangan diri sebagai bagian dari masyarakat yang menilainya. Tentu apa yang dinilai masyarakat tidak bisa kita geranalisasikan semuanya, namun itu merupakan gambaran awal bahwa apa yang ada pada diri kita telah dikoreksi oleh orang lain.

Beruntung sebenarnya kita sudah mendapatkan kesempatan untuk berkaca diri dengan penilaian dari orang lain. Semua penilaian orang terhadap diri kita apakah bisa kira terima semuanya dengan lapan dada. Tentu semua tidak bisa kita generalisasikan karena apa yang di rasakan masyarakat tidak semuanya bermuara pada kita sendiri. Banyak hal yang mempengaruhinya dengan seketika ataupun secara masa lalu.

Sangat jarang masyarakat yang langsung merespon apa yang kita lakukan dengan positif, namun dengan adanya kelompok masyarakat bisa dengan leluasa mengunkapkan secara gamblang dan lugas mengenai diri kita. Apa yang terpancar dari diri kita akan nampak kekurangan yang menyertainya. Masyarkatlah yang mampu menilai kearifan kita selama ini. Dengan berbagai pertimbangan yang menguatkan argumen untuk menyampaikan kegala kekurangan kita.

Kekurangan diri kita tidak bisa langsung terbaca oleh diri kita karena apa yang kila lakukan dianggap sebagai sesuai pembenaran dan benar adanya. Nah bila kita melakuakan sesuatu yang kita angap sudah benar dan tidak salah, belum tentu bagi masyarakat menerimanya. Bisa saja apa yang kita lakukan merupakan suatu kesalahan bagi masyarakat. Untuk itulah perlu nya mengetahui kekurangan pada diri kita sehingga apa yang kita lakukan bisa lebih bijaksana sesuai dengan kaidah dan norma masyarakat.

Sejatinya kekurangan kita akan meningkatkan rasa percaya diri untuk berkembang mengasah kekukurangan untuk meningkatkan kelebihan positif pada diri kita. Kita harus yakin bisa melakukan dengan baik dan bijaksana sesuai dengan kemampuan. Usaha yang sangat mulia untuk mengetahui kekurangan kita selama ini sebagai cambuk untuk meningkatkan kemampuan kita bermasyarakat. Perlu ketelatenan dan kemauan yang tinggi untuk mengembangkan dan menggapainya secara baik.

Apa yang ada pada diri kita semuanya adalah anugerah yang harus kita jaga dan kita bina dengan baik pula, mengasahnya dengan lembut sesuai ritme keyakinan kita. Mengasah ibarat kita untuk memupuk hingga berbuah sesuai harapan kita, namun menasah secara halus akan mendatangkan ketajaman yang semakin tajam, walau mengasah halus membutuhkan waktu yang tidak cepat. Dengan mengasah akan memiliki ketajaman yang kuat, kurangan kita asah dengan baik dengan menimang-nimang apa yang telah kita lalukan dan apa manfaatnya bagi orang lain dan masyarakat. (endry) bersambung

3 komentar:

Han mengatakan...

Wah keren Pak. Ternyata masih bersambung ya. Semangaaat!

Rahayu Hestiningsih mengatakan...

Karena gajah di depan mata tak terlihat, sedang semut di seberang lautan begitu tampak, sama dengan kesalahan diri kita pak hihihi

Mak 'Nces mengatakan...

Semakin penasaran kelanjutannya pak 🙏🏻