Pagi yang gelap terasa semakin dingin selepas Shubuh,
udara sangat dingin merasuk dalam raga ini. Embun pagi menyelimuti dengan
tebal, tanpa menembus jarak sepuluh meter. Terasa sunyi dalam keheningan pagi,
memberi kesejukan yang alami.
Sebuah kios koran di seberang rel kereta api kota lama, pagi ini sangat ramai dengan para pengasong koran. Merapikan tumpukan koran, majalah dan buletin. Mengurutkan halaman koran, biar sesuai dengan bagian rubriknya.
Mengemas dengan rapi sembari memasukan ke dalam tas besar, di boncengan belakang sepeda jengki. Menggulung koran dengan karet gelang, untuk
mempermudah memberikan kepada pelanggan. Menali tas dengan erat, supaya aman
dalam perjalanan.
Sosok bocah kecil seusia dua belas tahun, berbaju dekil
bertopi hitam legam. Tampak cekatan mengemas koran dan majalah dalam tumpukan
yang rapi. Semua di kemas untuk mempermudah memberikan ke pelanggan.
Setelah selesai berangkatlah mengayuh sepada, dengan
penerangan sederhana. Sebuah lampu senter terpasang, dengan memberikan karet
ban dalam bekas. Masih sangat gelap sehingga perlu penerangan pada sepeda. Sehingga perlu penerangan ekstra.
Tiba pada salah satu pelanggan yang berada di perumahan
mewah, tampak pintu pagar tinggi tertutup rapat. Tidak ada satupun orang yang
tampak diluar. Satpam yang biasanya berjaga di depan, yang menerima koran
tidak nampak.
Mulailah berfikir bagaimana cara memberikan koran ini
supaya aman, begitu pikir Tono dalam hati. “Biasanya pak satpam duduk di
bangku ini, kemana ya sekarang? Aku kasihkan siapa koran ini, takut kalau
hilang tidak sampai kepada pelanggan” kata Tono berguman.
“Wo iya aku, kan membawa tas kresek hitam, biar tak ambil
dulu kreseknya dia tas belakang!” seketika Tono mencari tas disela-sela
tumpukan koran dan majalah di tas. “Kok tidak ada ya, kemarin sore persaan aku
menaruh tas kresek di tas ini, sekarang kok tidak ada ya.” Kata Tono
menenangkan diri.
Sambil terus mencari akhirnya tetap tidak ketemu, “sudah
tak cari ditepi dan tenah kok tidak ketemu juga” kata Tono. “Apakah di bawah
sendiri ya hingga tertumpuk koran ini, baiklah akan saya bongkar koran dan
majalah ini biar tas kreseknya ketemu.” kata Tono sambil memindahkan koran ke
bawah.
Belum sampai separo mengeluarkan koran, bahu Tono di
tepuk dari belakang sambil menyapanya. Pleeeek ... pleeek ... pas mengenai bahu
kanan Tono. “Hei kamu kenapa koran kok di keluarkan dari tas?” Tanya pak satpam
kepada Tono. “Ini pak satpam, saya mencari tas kresek untuk tempat koran bapak
supaya tidak hilang, karena tadi saya mencari bapak tidak ketemu, akhirnya saya
berkeinginan untuk membungkus koran ini dengan tas pak” kata Tono dengan
memelas.
#OdopBatch7 #OneDayOnePost
7 komentar:
Keren kak...
Di kampung tidak ada loper koran...
Maaf pak, sepertinya di beberapa paragrafh ada typo.
Semangat
Manteep pak Eko...
wihh keren memang masih eksis ya koran itu meski jaman sudah digital :)
Pak eko selalu keren nih dalam menyajikan kata 👍🏻😍
Keren nih pak eko:)
jadi semangat nukis juga pak eko. kasihan sama si tono hehe
ohiya pak eko hapunten ada beberapa kata yang typo misalnya malajah dan pelangan. sukses terus pak.
jadi semangat nulis juga pak eko. kasihan sama si tono hehe
ohiya pak eko hapunten ada beberapa kata yang typo misalnya malajah dan pelangan. sukses terus pak.
Posting Komentar