Langkah
demi langkah berjalan tiada henti, menyusuri kehidupan nan hakiki.
Setapak
demi setapak tanpa kendali, menyeruak tanpa hati nurani.
Lumpur
telah kita pijak, semakin menyatu tak terbendung. Menyenyam dengan kendali
diri, senantiasa berbakti dengan iklas kasih.
Jalanan
terjal telah di lalui, tak terasa begitu melelahkan. Membayangkan dengan penuh
arti, untuk menggapai kemuliaan kini.
Bangkit
dari tertidur pulas, terasa penat membuat iri dengki. Bagaikan diri tidak
berarti, mencoba berlari menyongsong pagi.
Seketika
berhenti dengan cepat, tatkala melihat kebersahajaan. Di depan tampak bersih,
mengingatkan kesucian diri.
Memohon
ampuan dengan rendah hati, pasrahkan jiwa raga untuk berbakti. Terdiam tanpa
terucap, berkata tak terangkai kalimat.
Senantiasa
semakin peduli, untuk menambah keyakinan diri. Kembali lahir nan bersih,
bagaikan keramik Masjid yang senantiasa terjaga kesuciannya.
Keraguan
semakin sirna, menjauh meninggalkan kecemburuan. Mendekatkan diri kepada Yang
Maha Kuasa, memohon ampunan dengan ketegaran.
Memulai
sesuatu yang baik, dengan mengedepankan ketenangan dan ketelatenan. Niscaya
bathin yang lapang akan terbuka dengan nyaman.
Yang
dinanti telah kembali, untuk menggapai kendali diri. Songsong hari nan Fitri,
membuat kita semakin peduli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar