Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya. Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Untuk bisa belajar dengan efektif peserta didik memerlukan
kesehatan yang baik pula, kesehatan merupakan faktor penting pada waktu
memasuki masa sekolah, kesehatan pula
yang ikut menentukan keberhasilan belajar disekolah, terlebih kehadiran peserta
didik dengan tingkat kesehatan yang baik akan meningkatkan presensi kehadiran
mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah. Salah satu upaya yang strategis
di institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas prestasi belajar peserta
didik melalui peningkatan derajat kesehatan. Sekolah sebagai tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar
harus menjadi sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga
sekolahnya. Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang
manusia dewasa nantinya. Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas. Usaha Kesehatan Sekolah mampu dioptimalkan melalui unit kesehatan sekolah (UKS) dengan mengedepankan program Trias
UKS, di antaranya pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan
hidup sehat di sekolah. Puskesmas
melaksanakan Penjaringan Kesehatan Anak Usia Sekolah, yang dilaksanakan kepada
siswa kelas baru, pencatatan dan pemeriksaan sederhana oleh petugas kesehatan
yang meliputi Keadaan Umum, Telinga, Mata, Leher Pernapasan, Nadi, Tekanan
Darah, pemerikasaan gigi, dengan adanya pemeriksaan tersebut dapat terdeteksi
sejak dini sebagai pencegahan, dan memotivasi siswa untuk lebih peduli terhadap
kesehatan.
Sangat kompleks dan berbeda-beda dalam setiap tingkatan
jenjang sekolah, beragam permasalahan dalam Anak Usia Sekolah untuk tingkat
TK,SD,MI lebih banyak pada masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sedangkan
pada tingkat SMP, MTs dan SMA lebih banyak pada Kesehatan Reproduksi dan
perilaku berisiko yang cenderung dilakukan oleh remaja. Sosok panutan yang
kesehariaanya senantiasa di lihat dan di temui akan menjadikan tokoh idola yang
akan mengilhami pelajar mengikuti ola dan ritme tokh yang ditokohkan. Orang tua
dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya
setiap hari. Sehingga segala gerak gerik akan termemori dalam pikiran sang
anak. Peranan mereka sangat dominan dan
sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sebagai rujukan
bersikap, bertindak dan berperilaku seperti yang diinginkan, mereka akan
beranggapan, kenapa orang tua dan guru kita boleh melakukan, kenapa kita
dilarang dengan berbagai argumen. Nah dengan semakin sadar dan penuh tanggung
jawab kita sebagai tokoh idola para pelajar, maka alangkah indahnya segala
tindakan yang menimbulkan efek bagi pelajar senantiasa kita kesampingkan,
dengan harapan akan menimbulkan semangat yang lebih bagi pelajar kita. Sehingga
sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan
gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Dalam
taraf perkembangan kecerdasan akan berkembang secara pesat, berpikirnyapun
semakin logis dan kritis, daya fantasi makin kuat sehingga seringkali
menimbulkan konflik, dengan bertambahnya usia tentu akan memperkuat timbulnya
keinginan untuk meraih cita-cita yang selama ini telah menghiasi memorinya,
suatu jalan bagaimana meraih dan mencari realita yang selama ini belum sempat
tergapai, beragam cara menentukan dan memaknai jati diri seorang pelajar tentu
sesuai dengan keinginan dan gambaran dirinya, segala hal akan dilakukan untuk
memenuhi apa yang diinginkan. Membina suasana pelajar sebagai individu yang dilakukan
oleh tokoh yang di idolakan dalam keseharian. Tokoh-tokoh idola dalam masyarakat
akan menjadi panutan dalam hal perilaku. Selayaknya kita mempraktikkan perilaku
yang sehat, sebagai contoh kita sebagai guru dan orang tua untuk tidak merokok, berbudaya hidup bersih
dan sehat dengan membuang sampah pada tempatnya, rajin dan teratur berolah raga.
Sehingga para tokoh idola tersebut bisa menjadi kader dan turut menyebarluaskan
informasi guna menciptakan suasana yang kondusif untuk memaksimalkan perubahan
perilaku sehat dan bersih pada peserta didik baik itu di masyarakat maupun di
sekolah. Dalam artian sebagai advokasi dan akhirnya mampu sebagai kontrol sosial
dalam lingkungan para peserta didik untuk lebih berperilaku seperti tokoh
idolanya.
Pada masa sekarang pola hidup sehat sudah terkalahkan oleh
kesibukan dan kehidupan modern, sehingga mengkondisikan kita menjalani gaya
hidup yang tidak sehat dan cenderung kurang melakukan aktifitas fisik.
Mendukung masyarakat menjadi lebih
sehat melalui pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat dikalangan sekolah
dengan menggalakkan Jum’at bersih dan sehat, berbudiaya tanaman toga dengan
memanfaatkan lokasi sekolah sehingga mampu menjadikan sarana rekreasi yang
dekat dengan warga sekolah. Terlebih di barengi dengan muatan lokal sesuai dengan karakteristik sekolah dengan adopsi pada mata pelajaran IPA, BIOLOGI, PENJASKES maupun mata pelajaran Agama untuk memfilter dan membentengi perilaku yang kurang sehat. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK
dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan individu pelajar dan lingkungan misalnya
menggosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun,
kebersihan diri. Pada anak usia tingkat SLTP dan SMA masalah kesehatan yang
dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti merokok,
perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diingini, abortus yang tidak aman,
infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS. Dengan fenomena kalangan pelajar yang
sedemikian mengkawatirkan tersebut seyogyanya perlu pembenteng yang tangguh
untuk memfilter jangan sampai peserta didik kita lebih terjerumus kedalamnya,
selagi kita masih berkesempatan membina dan mengarahkan ke arah yang lebih
baik, kenapa tidak kita lakukan secara dini dan berkesinambungan. Ada kecenderungan keluarga kini mulai mengabaikan kasih
sayang kepada anaknya. Karena tuntutan era, pagi-pagi sekali, orangtua sudah
mulai sibuk bekerja. Demikian sehari-hari dan jarang orangtua intensif
komunikasi. Akibatnya, anak kurang kasih sayang dan perhatian.
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat perlu dilaksanakan dan di
implementasikan dalam kehidupan peserta didik. Sebagai sarana dan prasarana
penunjang secara Fisik dapat dilakukan penyediaan air bersih di sekolah,
tersedianya penampungan air, saluran air limbah, tempat sampah, kebersihan
lingkungan sekolah baik halaman, kelas, maupun WC dan kamar mandi, terlebih
tersedianya Kantin yang sehat di sekolah. Secara Non Fisik bisa dilakukan
dengan membentuk Dokter Cilik, Bakti Sosial Lingkungan, Perkemahan, Kegiatan
kerohaniahan, Bazar dan kompetisi lomba kebersihan, Pramuka sebagai wahana
peserta didik terus di giatkan untuk menunjang kegiatan yang bisa mengakomodasi
lingkungan sehat sekolah. Perlu mengembangakan dan terjalinnya hubungan yang
harmonis antara sekolah dan wali murid untuk meningkatkan pengetahuan orangtua
tentang kesehatan, ikut serta berpartisiasi aktif meningkatkan kemampuan
pelaksanaan hidup sehat. Berbagai kegiatan tidak akan terlepas dari peran serta
masyarakat, untuk itu perlunya dibina hubungan yang harmonis antara sekolah
dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan memperdayakan Komite Sekolah
memberikan penyuluhan baik berupa ceramah, maupun media lainnya, bisa berupa
pamflet kesehatan maupun poster menarik tentang budaya hidup sehat. Nah Puskesmas dalam hal ini ujung tombak pemerintah yang bersinggungan langsung dengan masyarakat bisa mensinergikan program yang sesui dengan kebutuhan siswa, tidak hanya screaning yang dilakukan pada siswa baru tetapi bisa menjadi pelopor dalam berbudaya sehat yang sesuai normatif bermasyarakat, apapun bentuknya akan mampu mendongkrak minat pendidik untuk mengenal apa itu kesehatan semenjak masih sekolah.
Pelayanan kesehatan diharapkan mampu memberikan kesempatan
masyarakat sekolah untuk mendapatkan skala prioritas, baik dalam bentuk
kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif maupun Rehabilitatif. Tentu kita sangat
mendambakan pengetahuan berupa penyuluhan dan pembinaan sarana keteladanan baik
itu gizi maupun kesehatan lingkungan, pola hidup yang sehat tidak harus berpola
makan minum yang mahal, perlunya peningkatan kebugaran jasmani dengan teratur
untuk berolah raga, sehingga siswa mampu mengembangkan perannya sebagai kunci
keteladanan di lingkungan masyarakat. Beragam karakteristik pola hidup sehat
peserta didik sehingga perlu adanya penjaringan kesehatan, pemeriksaan secara
berkala sehingga terdeteksi dengan dini berbagai keluhan kesehatan. Deteksi
dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah untuk mengurangi permasalahan yang berakibat menjadi lebih
berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah
diharapkan akan tercipta generasi yang cerdas, sehat dan berprestasi.
Dengan berbagai keberagaman tingkat derajat kesehatan dan pola hidup sehat dan
bersih, keberhasilan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada para peserta
didik sangat bergantung pada peran aktif warga sekolah, masyarakat sebagai motivator perilaku hidup sehat dan dan
bersih, dan tentunya siswa itu sendiri yang harus lebih peduli karena sangat berkaitan dengan aspek perilaku dengan penokohan kita dalam berperilaku hidup sehat dan bersih. Mari kita menjadikan contoh tauladan bagi siswa-siswi kita dalam peduli kesehatan. Oleh
karena itu untuk memperbaiki pola asuh hingga tertanamkan perubahan perilaku hidup sehat secara terencana dan berkesinambungan melalui program-program pemberdayaan masyarakat warga sekolah, hingga akhirnya
Sekolah mampu menjadi pengawal Kesehatan bagi Anak
Usia Sekolah.