Minggu pagi yang dinanti telah tiba,
sepekan terasa cepat terlampaui. Terngiang ke sawah di pagi hari. Menenggok
lebatnya rumput telah menggunung, bersebelahan dengan persemaian kangkung.
Mentari seakan merestui keberangkatan ini,
tampak sang surya bersinar menerangi. Capil dan sabit tergepit dipinggang
menyusuri pematang. Nampak menguning rerumputan tak tersirami hujan hingga
dedaunan mengering.
Sungai mengalir lirih, terlihat kepiting
bersandar di bebatuan yang keras. Semak-semak kian tebal menutup patok batas.
Rumput menjalar bebas mengingatkan untuk dikepras.
Semakin lega menghampiri hamparan lebat
cabai yang telah berbuah. Mendekat dan memetik cabe merah ke dalam capil untuk
di pilah.
Tak terasa sudah penuh topi bambu berisi
cabai segar. Memilahnya menjadi tiga untuk dibagi sesama. Berbagi hingga
berpindah tangan, senang rasanya termanfaatkan untuk semua.
Kala sore menjelang rasa ingin menu
spesial, membuat sambal yang pedas seperti minggu lusa. Sangat pedas kala itu
hingga rambut basah dan kepedasan bibir ini. Terasa kapok untuk membuat lagi,
namun rasa tuman ingin mengulang kembali hingga kapok dan tuman menghinggapi.
Cabai, bawang merah, garam, tomat dan
terasi untuk menambah kesedapan rasa. Disangrai setengah matang bersama terasi
paling akhir. Cobek dari tanah liat dan ulek-ulek dari batu siap menggerus
dengan sejumput gula pasir untuk penguat rasa.
Cita rasa pedas dan nikmat terasi telah
berbaur, menggugah selera makan menambah kesegaran, tubuh kian hangat dan makin
berkeringat. Walau pedas dan aroma sedap terasi bikin kita tuman dan tidak
kapok mengulang kembali cita rasa kuliner istimewa.
#RWCOdop2019 #OneDayOnePost #Day7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar